ProduksiF-22  versi produksi  pertama kali dikirim ke Pangkalan Udara Nellis, Nevada,  pada tanggal 14  Januari 2003. Pengetesan dan evaluasi terakhir  dilakukan pada 27 Oktober  2004. Pada akhir 2004, sudah ada 51 Raptor  yang terkirim, dengan 22  lagi dipesan pada anggaran fiskal 2004.  Kehancuran versi produksi  pertama kali terjadi pada 20 Desember 2004  pada saat lepas landas, sang  pilot selamat setelah eject beberapa saat  sebelum jatuh. Investigasi  kejatuhan ini menyimpulkan bahwa interupsi  tenaga saat mematikan mesin  sebelum lepas landas menyebabkan kerusakan  pada sistem kontrol.
                     Persenjataan F-22
F-22 dirancang untuk  membawa peluru  kendali udara ke udara yang tersimpan secara internal di  dalam badan  pesawat agar tidak mengganggu kemampuan silumannya.  Peluncuran rudal ini  didahului oleh membukanya katup persenjataan lalu  rudal didorong  kebawah oleh sistem hidrolik. Pesawat ini juga bisa  membawa bom,  misalnya Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan  Small-Diameter Bomb  (SDB) yang lebih baru. Selain penyimpanan internal,  pesawat ini juga  dapat membawa persenjataan pada empat titik  eksternal, tetapi apabila  ini dipakai akan sangat mengurangi kemampuan  siluman, kecepatan, dan  kelincahannya. Untuk senjata cadangan, F-22  membawa meriam otomatis  M61A2 Vulcan 20 mm yang tersimpan di bagian  kanan pesawat, meriam ini  membawa 480 butir peluru, dan akan habis bila  ditembakkan secara  terus-menerus selama sekitar lima detik. Meskipun  begitu, F-22 dapat  menggunakan meriam ini ketika bertarung tanpa  terdeteksi, yang akan  dibutuhkan ketika rudal sudah habis.
Kemampuan Siluman dari F-22Pesawat tempur modern  Barat masa kini  sudah memakai fitur-fitur yang membuat mereka lebih  sulit dideteksi di  radar dari pesawat sebelumnya, seperti pemakaian  material penyerap  radar. Pada F-22, selain pemakaian material penyerap  radar, bentuk dan  rupa F-22 juga dirancang khusus, dan detil lain  seperti cantelan pada  pesawat dan helm pilot juga sudah dibuat agar  lebih tersembunyi.F-22  juga dirancang untuk mengeluarkan emisi  infra-merah yang lebih sulit  untuk dilacak oleh peluru kendali "pencari  panas".
Namun, F-22 tidak tergantung pada material penyerap radar seperti  F-117  Nighthawk. Penggunaan material ini sempat memunculkan masalah  karena  tidak tahan cuaca buruk. Dan tidak seperti pesawat pengebom  siluman B-2  Spirit yang membutuhkan hangar khusus, F-22 dapat diberikan  perawatan  pada hangar biasa. Selain itu, F-22 juga memiliki sistem  yang bernama  "Signature Assessment System", yang akan menandakan kapan  jejak radar  pesawat sudah tinggi, sampai akhirnya membutuhkan  pembetulan dan  perawatan.
Pemakaian afterburner juga membuat emisi pesawat lebih mudah  ditangkap  oleh radar, ini diperkirakan adalah alasan mengapa pesawat  F-22  difokuskan untuk bisa memiliki kemampuan supercruise.Beberapa Gambar Pesawat
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
    
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
  
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
 Spoiler for  Gambar Pesawat:  
   
   
Tidak ada komentar:
Posting Komentar